• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise

Mengenai Saya

Foto saya
mrs.kingdom17
Hiiii... how's your life?
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.
facebook twitter instagram pinterest bloglovin Email

Mengenai Saya

Foto saya
mrs.kingdom17
Hiiii... how's your life?
Lihat profil lengkapku
Hai Guys,
What's Up!



Masih di hari kedua, setelah mampir bentar ke Puncak Fitu. Saya dan Ci Ling-Ling melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Bastiong. Kami sampai sekitar pukul 12.00 WIT, bergegas masuk antrean, ehh ternyata ferrynya belum berangkat. Akhirnya kami memarkirkan motor dan ke warung makan yang ada di sekitar pelabuhan untuk mengisi tenaga.

Berlagak romantis, kami makan sepiring berdua. Rasanya enak dan harganya terjangkau, 20 ribu udah pake cumi. Mayan banget untuk moodbooster siang itu. Selesai makan, kami penasaran dan bertanya kepada petugas kapal tentang jam keberangkatan feri. Sial, jadwal yang tak menentu membuat kami ketinggalan. Ternyata kapal ferry yg kami nanti baru berangkat pukul 2 siang nanti.



Mencari alternatif lain, kami pun bertanya tentang kapal kayu yang bisa membawa serta motor. Syukurnya kapal kayu tersebut ada setiap saat tergantung penumpang yang datang. Tidak membuang waktu kamipun bergegas menuju lokasi kapal kayu bersandar. Lokasinya ga terlalu jauh dari pelabuhan besar kog, hanya perlu jalan beberapa menit.


Woww kapal kayu ternyata lebih efisien. Dengan membayar 25 ribu, kami dan motor diantar menyebrang selama kurleb 10 menit menuju pulau Tidore. Wow tahu gitu mah tadi pagi naik beginian aja ga sih. Hahahaa. Seriously daripada naik Ferry kalo nyebrang ke Tidore better pake kapal kayu aja. Praktis banget!

Di kapal kami pun berfoto dan mengambil video serta ngobrol dengan seorang ibu, yang merupakan penduduk Tidore. Nah si ibu ini hanya perlu bayar 5000ribu rupiah. Si ibu ramah banget dan menjawab semua pertanyaan kami. Pokoknya penduduk Ternate dan Tidore itu ramah-ramah sekali. Lafffffff!!

Setibanya kami di pulau Tidore, kamipun bingung mau kemana dulu. Hahahaa. Emank ga ada itin khusus sihh ini, akhirnya kami nanya abang-abang Tidore. ( entah kenapa seneng banget nanya di sini, habisnya mereka baik-baik banget sih). Si abang menjelaskan dengan sangat panjang dan rinci, udah ngalah-ngalahin GPS pokoknya.


Selanjutnya kami menuju destinasi pertama kami, yaitu benteng Tahelu. Kami pun kembali mengendarai motor selama kurang lebih 30 menit. So far infrastruktur di Tidore udah lumayan baik. Jalanan halus dan rumah-rumah juga bagus.

Mengikuti GPS seharusnya kami sudah tiba di lokasi yang dituju, karena ga ada plang jelas kamipun bablas, nyasar deh. Hahhaa. Tenang, lagi-lagi nanya warga setempat adalah cara jitu. Berhenti di pinggir jalan, seorang ibu baik hati malahan nyuruh anaknya ngantar kami berdua. Wahhh kurang baik apa coba.


Akhirnya kami diantar adik gemash, bukan ke benteng Tahula, tapi ke benteng Torre. Ya lokasinya berdekatan kog, gapapa ke benteng Torre dulu kita.

Awalnya, ketika tiba di padang parkir (iya soalnya terdiri dari lapangan berumput) saya agak underestimated ne, kog kegnya tempatnya biasa aja ya. Saya emank ga ada gambaran sama sekali. Soalnya masih dikit yang nulis tenteng benteng Torre.

Kamipun harus menaiki puluhan anak tangga untuk menuju ke atas. Sesampainya di atas, wow... sungguh indah. Bentengnya bersih asri terawat dengan sangat baik. Wahh mantul deh, so far ini benteng terindah yang pernah saya lihat. Gimana enggak, sekeliling benteng ditanami bunga, ada gazebo juga kursi. Semakin wow karena view di depannya adalah lautan lepas yang cantik.

Saya langsung kepikiran, dulu prajurit yang jaga benteng ini pasti betah jagain benteng dengam view seketjeh ini. Jangan-jangan malah ga konsen jaga benteng lagi. Hehehhee.

Pokoknya nuansanya pas banget untuk ngabisin sore bareng orang terkasih. Untuk biayanya waktu ke siniga ada penjaganya dan ga ada kotak pembayaran. Jadi kami gratis.

Puas ambil foto dan video. Kami berteduh sebentar karena gerimis, setelah reda explore bagian dalam benteng yang masih meninggalkan puing-puing bangunan. Terlena menikmatinya tak terasa hari semakin sore, kami pun melanjutkan perjalanan ke benteng Tahula.


Ternyata benteng Tahula ini  benteng yang udah kami lewati. Berada persis di pinggir jalan besar dan berada di atas tebing gitu, jadi kami ga ngeh karena ga ada plang nama.

Ukuran bentengnya lebih kecil dari benteng Torre. Lokasinya sangat berdekatan dengan laut. Jadi berada di atas benteng Tahula viewnya langsung laut. Tjakep.



Seperti benteng pada umumnya, lokasinya juga berada di ketinggian. Bahkan ini lebih tinggi daripada benteng Torre. Kayaknya sih ini benteng terdepan di Tidore deh, maksudnya mungkin berfungsi sebagai benteng awal ketika ada musuh datang.


Sama seperti benteng Torre, benteng Tahula juga bersih terawat. Setelah selesai melihat-lihat sekeliling benteng dan mengambil beberapa foto kamipun bergegas ke tujuan selanjutnya. Sumber air panas Akesahu.

Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit dengan agak ngebut, soalnya mendung keg mau hujan. Sesampainya di lokasi, sudah ada beberapa warga yang sedang berendam.



Jadi mata air panas Akesahu ini berasal dari gunung yang mengeluarkan air panas gitu. Letaknya tepat di samping pantai Akesahu. Jadi warga setempat biasanya selesai berenang baru berendam di sini. Unik, airnya tawar loh.

Untuk panasnya lumayan panas, saat baru menyeburkan kaki akan langsung terasa panas, tapi entar kalo udah agak lama adaptasi bakalan lebih hangat.

Sambil merendamkan kaki, saya dan ci Ling-Ling bercakap-cakap dengan warga yang lagi berendam juga. Kata mereka air panas tersebut berkhasiat menyembuhkan penyakit. Terutama penyakit kulit, jadi banyak orang yang datang ke sini untuk berobat.

Hal ini menjawab pertanyaan saya yang penasaran kenapa ada begitu banyak kain yang diikatkan dipohon yang ada di depan saya. Katanya, sebagai bentuk terima kasih, bagi orang yang sembuh setelah membasuh diri di sini mereka akan mengikatkan kain sebagai tanda mereka sudah sembuh. Wah agak mistis ya. Tapi itulah kepercayaan setempat.


Haripun semakin sore, kami kembali ke pelabuhan Rum untuk kembali menyebrang ke Pulau Ternate. Dalam perjalanan kami sempat melihat double pelangi di pinggir jalan. Wahh Tidore memang sangat memukau. Saya bersyukur pernah menginjakkan kaki di sini. Semoga ada kesempatan lain untuk mengunjungi tempat uang yang penuh dengan keramahan ini. Amin.

Happy Reading, Segerakan Traveling!

With Love,

MRS


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Older Posts

Kubbu

Kubbu Network

http://kubbu.net/

https://kubbu.net/wp-content/uploads/2019/06/logo-kubbu-komunitas-blogger-dan-buku-300x225.jpg

Mengenai Saya

Foto saya
mrs.kingdom17
Hiiii... how's your life?
Lihat profil lengkapku

Follow Us

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

Categories

recent posts

Sponsor

Facebook

Blog Archive

  • Agustus 2021 (1)
  • Juni 2021 (1)
  • Maret 2021 (1)
  • Januari 2021 (1)
  • Oktober 2020 (30)
  • Juni 2020 (1)
  • Mei 2020 (1)
  • Maret 2020 (2)
  • Februari 2020 (1)
  • Januari 2020 (3)
  • Desember 2019 (1)
  • November 2019 (4)
  • Oktober 2019 (3)
  • September 2019 (4)
  • Agustus 2019 (3)
  • Juli 2019 (4)
  • Juni 2019 (5)
  • Mei 2019 (4)
  • April 2019 (4)
  • Maret 2019 (5)
  • Februari 2019 (3)
  • Januari 2019 (4)
  • November 2018 (3)
  • Oktober 2018 (2)
  • September 2018 (2)
  • Agustus 2018 (3)
  • Juli 2018 (4)
  • Juni 2018 (3)
  • Mei 2018 (3)
  • April 2018 (6)
  • Maret 2018 (8)
  • Februari 2018 (2)
  • Januari 2018 (4)
  • Desember 2017 (11)
  • November 2017 (6)
  • Oktober 2017 (4)
  • September 2017 (1)
  • Agustus 2017 (8)
  • Juli 2017 (4)
  • Juni 2017 (2)

Created with by ThemeXpose