Explore Sumut 4 Hari 3 Malem Wisata Ini Wajib Kamu Datangi

by - 03.08


Hai guys,
How's your life?



" You Can't Buy Happiness But You Can Buy Plane Ticket and that's kind of same thing" Anonim

Sebagai cewe batak yang lahir di Lampung dan belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di tanah Leluhur, membuat saya sangat sangat ingin pergi ke Sumatra Utara, apalagi bisa melihat danau yang jadi ikon wisatanya. Syukurnya impian tersebut akhirnya bisa terwujud berkat trip sharecost yang di kelola oleh komunitas para backpacker bernama Backpacker Jakarta. 

Trip Sumut ini berlangsung selama empat hari, dari tanggal 18-21 Juli, sebenernya targat peserta adalah sekitar 30 orang, tetapi berhubung masih kuat kenangan akan tragedi KMP yang terjadi di danau toba, maka banyak peserta yang akhirnya mengurungkan niatnya untuk mengexplore Sumut dalam kurun waktu tersebut.

Agak sedih sih kalo akhirnya trip ini bakalan di cancel, tapi ternyata tetap terlaksana meski peserta menjadi hanya 11 orang beserta dengan dua kakak CP (contact person).

HARI PERTAMA

Tanggal 18 Malam, kami peserta berkumpul di Mepo (meeting point) yaitu Bandara Kuala Namu, sekitar jam 2 malam kami pun meluncur menuju pelabuhan ajibata. Subuh kami pun sudah tiba, namun sebelum menyebrang kami menyempatkan untuk mandi dan sarapan terlebih dahulu, namun karena keterbatasan waktu akhirnya kami segera menuju pelabuhan Ajibata. Sesampainya disana, karena memang kapalnya tidak terlalu besar mobil yang kami pakai tidak bisa masuk karena sudah penuh. Akhirnya diputuskan mobil akan menyusul di keberangkatan selanjutnya.

Manortor di Desa Tomok Bersama Patung Sigale-gale


Suasana dalam kapal pun lumayan ramai, yang paling mencolok adalah banyaknya life jacket baru yang tersedia. Ya ini memang udah standar keamanan dalam kapal sihh, cuma memang belum terlalu digalakkan, mirisnya hal ini kembali diperhatikan setelah terjadi tragedi KMP. Saya pribadi karena sudah ada life jacket maka ga yang terlalu parno, yang ada sangat antusias karena dengan ditiupnya pluit kapal, menandakan petualangan kami akan segera di mulai.akalan menjalani semacam 'ritual' penyambutan gitu..jadi nanti ada musik gondang (alat musik tabuh khas batak) dan kita diminta untuk manortor (tarian khas batak) yang bakalan dipandu sama pengelola kampung ini. Pastinya sebelum manortor  kita kudu pake ulos (kain khas batak) yang memang udah disediakan. Ahhh seruuu banget dehh,...langsung menjelma jadi boru batak tulen (boru=sebutan untuk anak gadis dalam bahasa batak). Buahahahhhaa.


HORAS!!!


Untuk kisah tentang patung sigale-gale sendiri ada beberapa versi, salah satu versinya menuturkan, dahulu ada Raja batak, raja Rahat, yang mengalami gangguan kejiwaan setelah anak satu-satunya, pangeran Manggale dinyatakan tewas di peperangan dan tidak ditemukan jasadnya. 

Untuk menghibur raja yang bersedih, maka para penasihat membuat patung yang menyerupai pangeran manggale yang bisa bergerak karena adanya pemanggilan roh dan tindakan itu berhasil menghibur raja. Akhirnya setelah raja meninggal hal ini tetep dilestarikan, dan mulai di kenal dengan penyebutan patung "sigale-gale" yang bisa diartikan lemah lembut. Tenang sekarang patungnya bisa bergerak karena ada settingannya kog.

Baru ngeh kenapa warna baju kami pada suram amat yakk...tapi tenang wajah kami senantiasa cerah....

Dibalik kisahnya yang tragis, kami justru bersemangat melakukan tortor yang diiringi rekaman gondang. Kebayang dong keseruan kami harus ngikutin pemandunya waktu manortor, saya yang aseli orang batak aja berasa seru banget apalagi temen-temen saya coba. Selesai penyambutan kami pun melanjutkan dengan berfoto-foto ( ini wajib siih hukumnya).

Mendengar Kisah Kepahlawanan Raja Sidabutar

Puas foto kami pun lanjut ke destinasi selanjutnya, nahh destinasi selanjutnya adalah Makam Raja Sidabutar.  Begitu memasuki gerbang masuk, kami diwajibkan memakai ulos terlebih dahulu yang sudah disediakan di pintu masuk. Memakai ulos menunjukkan rasa sopan dan penghormatan para pengunjung. 

Jika diperhatikan, maka kompleks makam ini bisa dibilang enggak terlalu luas dan terlihat sangat tua, karena memang sudah berumur 460 tahun. Dituturkan hanya tiga raja dan orang terdekat saja yang disemayamkan di tempat ini. Berbeda dengan kedua raja sebelumnya yang masih menganut sistem kepercayaan aninisme bernama Parmalim, Raja ketiga, Raja  Solompoan Sidabutar, yang terkenal akan kesaktiannya akhirnya menjadi Kristen setelah kedatangan misionaris Jerman, Nommensen.



Difotoin ama guide..lahhh padahal guidenya orang penting...kelakuan..kelakuan....ckkckckckc


Berbeda dengan makam lainnya yang diletakkan di bawah tanah, maka makan Raja Sidabutar menjadi unik karena berada di atas tanah, atau yang sering kita sebut sarkofogus. Selain itu, terdapat ukiran wajah raja Sidabutar dan panglima setianya di bagian bawah. Ada kisah seru lohh di antara mereka, makannya langsung dateng deh ke sini.

Oh ya, berhubung guidenya seru banget dalam menyampaikan sejarah Raja Sidabutar, saya berasa lagi dengerin dongeng yang seru banget, tapi ga ada ngantuk-ngantuknya. Apalgi didukung suasana yang cozy banget. Serius sihh harus dicoba ini mah.


Menjelajahi Museum Batak Tomok yang Berbentuk Rumah Bolon


Selesai mendengarkan penjelasan dari amang guide kami pun menuju tempat selanjutnya yang ga terlalu jauh cuma butuh beberapa menit aja, yaitu Museum Batak. Bentuk luar museum ini adalah rumah adat batak, atau yang biasa disebut rumah Bolon. Jadi masuk sini ga berasa masuk museum. Wahh finally bisa liat gimana isi rumah adatnya batak.

Berasa kayak liburan keluarga ga kalo gini guys?

Sambil merekam saya pun menaiki tangga rumah dan masuk ke dalam, wahh sederhana sih tapi jadi unforgettable experince banget...(maapin saya yang norak ini..hahahha). Oh ya, posisi pintunya itu pendek guys, jadi kita kudu banget nunduk kalo mau masuk ke rumah bolon ini. Diterangkan bahwa hal tersebut untuk mengajari kita bahwa kita harus menunjukkan rasa sopan dan hormat ketika memasuki sebuah rumah. 

Di bagian depan pintu masuk, ada spot foto dengan latar belakang ulos dan penyewaan ulos untuk sesi pemotretan, biaya sewanya murah banget cuma Rp. 10,000,- . Untuk melengkapi keseruan trip ini, maka saya dan teman-teman yang lain ga melewatkan kesempatan untuk berpakaian ala-ala orang batak gitu, dengan bantuan 'penata busana' yang siap membantu maka jadi lah kami orang batak sejenak. Hehehehe.

Hayoo tebak mana yang aselii batak?


Selesai Mencoba baju ulos dan sesi pemotretan, kami pun dibimbing guide untuk mengenal tentang sejarah benda-benda yang ada di dalam museum tersebut, ada piring yang dulu di pakai raja beserta peralatan dapur lainnya. Terdapat  tali unik yang terbuat dari kulit kerbau yang biasanya dipakai dalam kegiatan pertanian yang masih baik kondisinya. Sampai peralatan perang yang memiliki nilai historis tinggi. Overall, perawatan barang-barang yang ada cukup baik, sehingga datang ke museum ini bisa bikin kita jadi tahu sejarah kerajaan batak jaman dulu.

Oh ya, buat temen-temen yang mau beli suvenir di bagian belakang museum ini terdapat benda-benda unik yang khas batak banget..wajib banget sih buat kalian penggemar benda-benda historis.

Cuci mata di pasar Suvenir khas Batak

Selesai keliling museum batak, sembari menunggu mobil yang baru sandar di pelabuhan maka kami muter-muter di pasar oleh-oleh yang memang ada di sekitar museum batak. Barangnya bagus dan khas batak banget, harganya juga terjangkau. Jadi recommended banget kalo kalian mau beli oleh-oleh di sini. Padahal baru hari pertama, hahhahaa..

Tak lama mobil yang kami pakai pun sampe, maka kami meluncur ke penginapan. Sesampainya di penginapan kami hanya beberes sejenak dan ga lama udah kumpul di mobil lagi untuk lanjut ke destinasi selanjutnya, yaitu bukit Holbung.

Masuk Angin di Bukit Holbung 

Jarak penginapan ke bukit holbung lumayan jauh, sepanjang perjalanan saya tertidur, soalnya agak mual sih...(bisa-bisanya hobby jalan tapi selalu mual pas naik mobil..hehhehhe). Namun sesekali saya terbangun karena teriakan temen se-mobil yang histeris liat view danau toba yang wahhhgelasehhh. Ya bayangin aja sampe temen-temen pada heboohh semua..!


Sesampainya di parkiran, saya dan rombongan kudu trekking sejenak. Buat yang ga tahan haus, harus banget bawa minum ne. Tapi tenang, trekking dikelilingi bukit-bukit indah dan view danau Toba bakalan bikin kalian ga meduliin rasa lelah itu.

Akhirnya kami tiba di atas bukit Holbung. 

"WOOOWWW..." rasa kagum dan heran langsung muncul di pikiran saya, sejenak mikir..

"gilakkk...serius ada beginian di Indonesia?" 

Seriuss....indah banget viewnya..dan saya masih ga nyangka..seriuss ini di Indonesia?? Hahahhaa...masihh ga percaya.



Ala-ala Meteor Garden..yaelahhh tua amatt ketahuann...

Langsung dehh, kami foto ala-ala. Semua gaya dicoba, dari yang sendirian sampe rame-rame dari yang duduk, berdiri, lompat, diem and teriak. Kelar di spot bagian bawah kami beranjak ke spot yang lebih atas, nahh disini terlihat hamparan hijau bukit yang membentang kayak bukit telletubbies gitu. Berhubung kami jalan-jalannya weekday, kami pun bebas mau ngapain aja karena memang waktu itu hanya ada rombongan kami saja. Ahhh berasa bukit pribadi sih kalo gini.

Oh ya kembali ke judul, kenapa sampe masuk angin...entah karena memang waktu yang udah mau sore dan memang agak mendung, angin bertiup sangat kencang waktu itu. Bahkan saya ga menyarankan pake drone sih, tapi kayaknya karena memang lagi berangin aja sih waktu itu. Serius anginnya kenceng banget, sampe saya harus duduk untuk menghindari hembusan angin yang kencang itu.


Haripun semakin gelap dan kami dipaksa pulang karena hujan mulai membasahi bumi..(lebay..). Pas kami mau balik justru ada beberapa pemuda setempat yang baru dateng, wahhh kalo penduduk setempat mah bebas ya mau kapan aja dateng,.ahh beruntung sekali kalian yang tinggal di kawasan bukit Holbung.


HARI KEDUA


Pagi di hari kedua sebenernya kami mau sunrise-an di sebuah bukit, apa daya kelelahan efek tidur di mobil dan hari pertama yang padat membuat kami semua terbuai empuknya bantal dan hangatnya berada di balik selimut alias pada kesiangan semua. HAHAHAHAHHAA.


Sedihhh??


Tenang, ada view cantik dari depan homestay tempat kami tinggal yang langsung menghadap ke arah danau toba. Pagi itu saya menikmati sunrise dan melihat seorang amang (sebutan bapak dalam bahasa batak) yang sedang asik berperahu.


Ga berhenti sampe disitu, selesai mandi dan beberes saya pun menikmati breakfast mewah di depan danau toba..iya dong mewahh viewnya seketjeh itu.


Btw, di balik kelezatan sarapan yang saya makan, ada kisah romantis amang yang membantu inang memasak di dapur..ahh pantesan sarapan yang saya makan waktu itu terasa nikmat sekali...so sweet banget dong!!


kembali ke topik utama..ehh tapi itu sekilias info yang berkesan banget sihh buat saya...hahahhaa. Sebenernya ada foto bareng mereka, tapi ga sengaja keapus...hikksss.


Kelar sarapan dan pamitan maka kamipun melanjutkan perjalanan....


Melompat di sebuah Bukit 


Tujun selanjutnya adalah bukit yang saya lupa apa namanya. Wkwkkwkwkwkw...Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam, kami pun tiba di lokasi. Kalo ga salah inget namanya bukit panatapan deh, tapi saya seaching kog berbeda. Yang pasti di lokasi ini ada sebuah rumah di ujung bukit. Katanya, bagus ambil foto disini, dengan view danau Toba yang super indah, sayang waktu itu kami belum beruntung karena ga bisa karena rumah yang jadi jalan masuk ke ujung bukit ini ditutup. Jadi dehh kami hanya berfoto di depan rumahnya aja, ehhh diliat-liat ternyata bagus juga loh. Gak percaya..ne buktinya.



Entah gaya apa ini...kalo ga ada orang mahh bebas....
Mencoba aneka spot foto di Bukit Indah Simarjarunjung

Ga berlama-lama di sini, kami melanjutkan ke destinasi selanjutnya, yaitu Bukit Indah Simarjarunjung (BIS). Destinasi ini terkenal dengan banyaknya spot instagrammable yang dilatari danau toba, sehingga banyak banget pengunjung yang datang untuk mencoba banyak spot tersebut.

Ada beragam spot foto yang disediakan, mulai dari skybike, rumah pohon, spot love, spot bulan sabit dan masih banyak lainnya yang bakalan bikin kita pusing untuk milih mau foto di spot mana. Untuk setiap spot pun harus bayar lagi ya guys, jadi siapin duit yang banyak. Saya waktu itu hanya mencoba 2 spot aja, karena setalahnya saya dan temen-temen lainnya menghabiskan waktu di kedai makanan dan membuat sebuah video seru.

Yo dipilih-dipilihh...

Malam keakraban di Desa Tongging

Selepas mengexplore BIS kami mengarahkan mobil ke arah desa tongging. Ya kali ini kami menepi di salah satu sudut danau Toba. Lagi-lagi saya cuma bisa bilang..."Wahgelasehhh". Seriously Desa-desa di sekitar danau toba itu rasanya kayak lagi ada di Swiss, okeee saya emank belum pernah ke Swiss, tapi sekarang kan ada medsos ya guys. Salah satu rekan seperjalanan yang udah sering jalan keluar juga sharing, bahwa selama perjalanan ada beberapa view yang ga kalah indah dari yang dia lihat di NZ dan Jepang.

Oh ya ada kisah lucu disini, jadi pas kami kesini, sepanjang perjalanan di kiri kanan itu sering keliatan pohon mangga yang buahnya kecil-kecil dan langsung bisa dimakan ama kulit-kulitnya. Saya sebagai pencinta buah seneng banget dong, pas ada pohon mangga di lokasi kami berhenti. Awalnya saya hanya melewati pohon tersebut, dan asik foto dengan teman-teman yang lain. Dalam perjalanan pulang, kami melihat ada sekresek mangga di pagar sebuah gereja, yang belum ada saat kami melewatinya tadi.

Sebenernya pengen saya ambil, tapi takut dosalah ya...mana di depan gereja lagi..*ehhh..

Akhirnya saya dan kedua teman saya melanjutkan perjalanan kembali dan bertemu pohon mangga itu lagi...ehhh langsung dehh ga mau rugi. Akhirnya kami mungutin mangga-mangga matang yang berserakan di bawah pohon mangga yang besar itu. Masih banyak yang bagus buahnya, wahhh senang banget dong ya. Makan buah matang langsung dari pohonnya.

Kembali ke mangga yang kami lihat di pagar gereja, ternyata itu hasil pungutan juga dua rekan perjalanan yang ga mau rugi juga. HAHAHAHHAHA.

Ciyeee cewe batak manis-manis amatt....wkwkkwkw...Puji diri hamamago, puji Tuhan haleluyah...

Malemnya kami pun saling berkenalan dan memperkenalkan diri di salah satu rumah makan yang berada di pinggir danau toba. Hemm, serius seru banget sih, mana cuma ada kami disitu. Lagi-lagi berasa privat.


Selesai sesi perkenalan,curhat dan bulli-membulli tak terasa hari semakin larut. Pemilik rumah makan juga mau pulang, maka kami pun kembali ke mobil dan menuju penginapan.

Sesampainya di penginapan badan sudah terasa lelah, ditambah udara yang super duper banget dinginnya akhirnya menegaskan saya dan kedua teman saya untuk langsung tidur ga pake mandi. HAHAHAHAHA. Tenang yang penting udah sikat gigi, cuci muka, tangan, kaki dan akhirnya berdoa untuk tidur.  Gutnite everybodyyy.

HARI KETIGA

Karena gagal melihat sunrise di hari kedua, maka di hari ketiga kami berencana untuk menikmati sunrise di  Taman Simalem Resort. Subuh itu kami pun bergegas kembali, dan lagi-lagi ga mandi. Ga tahu sihh kalo temen yang lain. wkwkkkwkwk.

Perjalanan kembali dilanjutkan, aseli begitu keluar kamar udara langsung menusuk-nusuk saking dinginnya. Pastinya ga ada yang jualan AC lah ya di daerah sini, wong ga pake kipas angin aja udah dingin banget apalagi pake AC.

Menikmati Sunrise di Taman Simalem Resort

Jarak Taman Simalem Resort dan penginapan ga terlalu jauh, kayakny sekitar 15 menit udah sampe deh. Saat Kami tiba di lokasi, matahari sudah mulai beranjak naik. Hmm, matahari di barat Indonesia memang lebih cepet terbit ya, meski agak sedikit terlambat kami masih bisa menikmati sunrise ditemani angin kenceng yang berhembus.


Oh ya, sebagai penggemas sunrise, sunrise di Taman Simalem Resort ini wajib banget sihh kalian rasain. Perpaduan antara sinar manja matahari di sela-sela pepohonan ditemani awan dan view danau toba yang agak sendu membuat sunrise di sini berasa magic gitu. Serius dehhh harus banget kalian rasain kalo lagi main di desa Tongging. Oke dehh biar percaya, saya kasih contoh jepretan salah satu rekan seperjalanan saya ya guys, yang moto ini pake hape doang dan sedikit pengeditan.


Wahhgelasehhhh inii...coba ada saya ditengah jalan itu..hahhaha
Hayoo tebakk mana yang udah mandi??

Seperti namanya, Taman simalem resort ini merupakan sebuah resort yang menjadikan view danau toba sebagai pemikatnya. Selain itu, ada banyak fasilitas yang disedikan di tempat ini. Di Taman Semalem Resort ini, para pengunjung bisa menginap dan mencoba banyak kegiatan yang ditawarkan pihak hotel. Ada kegiatan out bound, menyusuri hutan, trekking ke air terjun dan lain sebagainya. Berhubung saya ga diendorse jadi saya sudahi disni ya guys. Hehehehhee. Begitupun dengan saya dan rombongan, karena memang hanya bertujuan untuk menikmati sunrise maka sehabis matahari mulai meninggi, kami melanjutkan perjalanan menuju air terjun Sipiso-piso.

Trekking Menuju Air Terjun Sipiso-piso

Dalam perjalanan menuju Sipiso-piso mata kami tak henti-hentinya dimanjakan dengan pemandangan super indah yang bisa juga di sebut KW nya New Zealand. Saking indahnya, maka tanpa di perintah dua mobil pun sejenak berhenti dipinggir jalan untuk mengabadikan kemegahan view danau Toba dari suduu yang berbeda. Sayangnya, keindahan yang bisa saya nikmati dengan mata telanjang itu, ga bisa di abadikan dengan baik melalui lensa kamera. Nahh itulah kenapa kadang saya sering bilang, bahwa mata kita adalah lensa terbaik di dunia. So buat temen-temen, maap ya ga bisa pamer foto, ini sih memang harus diliat sendiri. miane....

Sepanjang perjalanan menikmati view danau toba, dari bangun tidur bangun lagi yang di liat danau toba terus,..hahahha. Serius saya sampe bingung, danau Toba ini seluas apa. Tidak terasa kamipun akhirnya tiba di parkiran air terjun Sipiso-piso.

Keluar dari mobil lagi-lagi langsung disambut angin kencang super dingin sedingin tatapan kamu ke gebetan kamu yang ternyata suka ama orang lain. Padahal saya udah pake baju panjang ama jaket..brrrrrrrrr.

Saking dinginnya udara di sini hampir mengurungkan niat saya untuk trekking menuju lokasi air terjun berada, namun mikir ulang, sayang banget kalo udah jauh-jauh sampe sini tapi ga basah sama air terjunnya langsung. Akhirnya saya pun mengikuti trekking yang sudah di dahului temen-temen yang lain.

Dalam perjalanan berkali-kali rombongan temen yang lain berhenti terus. Mereka setiap ada spot foto ketjeh langsung berhenti, saya yang masih kedinginan beserta dua rekan yang lain akhirnya melanjutkan trekking terlebih dahulu.

Syukurnya semakin ke bawah angin yang berhembus tidak terlalu kencang, malah saya mulai kegerahan. Tidak mau rugi sesekali saya mengabadikan keindahan bentang alam yang ada melalui video hape. Oh ya ada satu tragedi kecil, akibat kelalaian dan kecerobohan sambil ambil foto saya terpeleset dan hampir jatuh ke bawah jurang kecil. Puji Tuhan masih dilindungi sehingga saya masih bisa reflek megang tangga yang ada disebelah saya. Selain saya, teman yang trekking bareng sayapun hampir copot jantungnya. Hemm jadi pelajaran ya guys, untuk selalu berhati-hati.


Berasa di mana gituuu...

Mengelilingi Pagoda Schewedan di Taman Lumbini Berastagi

Selesai trekking dan makan siang kami pun bersiap ke tempat selanjutnya, yaitu Taman Lumbini Berastagi. Sebelum sampe ke sini, kami mampir sebentar di pasar buah dan oleh-oleh setempat. Setelah selesai lihat-lihat di pasar buah maka kami lanjut menuju taman Lumbini.

Begitu memasuki kawasan parkir, dari kejauhan akan nampak Pagoda berwarna keemasan yang terkesan megah dan mewah. Saya kira ada kemiripan dengan pagoda-pagoda di Thailand, ternyata pagoda megah tersebut merupakan pagoda replika dari Pagoda Shwedagon yang ada di Myanmar. Di gadang-gadang sebagai pagoda tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 46,8 m, tidak hanya terlihat cantik dari luar, di dalampun kita akan disuguhi interior yang cantik. penasaran? Hahahhaa....segerakan kemari ya guys..

Ini foto ala-ala bahagia atau lagi iklan odol yak??


Info penting...Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memasuki halaman taman Lumbini, biar ga ganggu liburan kalian wajib banget dibaca dulu ya guys peraturannya apa aja. Peraturannya itu semua tertulis di pintu masuk kog, salah satunya ga boleh merokok karena ini memang tempat ibadah.

nb: Jangan lupa buat penggemar es krim or yoghurt,..kudu banget nyobain es krim or yoghurt handmade yang enak dan nagih sekali. Wwkwkwkkwkw.

Selesai muterin dalam ruangan dan kelilingin pagoda ini..lalu sejenak istirahat sambil makan es krim di halaman depan. Sementara temen-temen yang lain berburu foto kemana-mana, akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan menuju kota Medan. Selesai dehh perjalanan hari ketiga..

Sisipan dikit:

Sampe kota Medan sekitar pukul 7 malem, kami tiba di penginapan dan bersih-bersih diri. Selesai itu nyari makan dong....gokilnya saya, bersama kedua teman saya pengen makan BPK (Babi Panggang Karo)..sebenernya udah jam 9 an sihh...berbekal browsing dapet BPK yang masih buka sampe jam segitu... penuhh deramakkk dehh buat nemuin tempat itu...HAHAHAHAHA..tapi seru sihh,,,finally bisa makan BPK di kota Medan..hufftt harusnya pas di daerah Karo ya..tak apa lahh laen kali ke sini lagi buat kulineran. Amin

HARI KEEMPAT

Hemm....ga kerasa udah masuk hari keempat atau bisa juga dibilang hari terakhir, ya hari terakhir cuma sampe sore hari dan destinasinya sekitaran kota Medan aja, jadi kami santai...meskipun jadinya buru-buru.. hahahhaha

wokehhh...kelar packing.(packing mulu yakkk...) dan selesai sarapan kami melanjutkan perjalanan..
menuju..

Terkesima di dalam Gereja Annai Velangkani

Kalo hari sebelumnya saya dan rombongan mengunjungi rumah ibadah umat Budha, maka kali ini kita diajak untuk melihat keunikan gereja Annai Velangkani yang berbentuk kuil. Iya, bener ga salah baca..gereja tapi bentuk luarnya mirip kuil. Karena memang pendirinya terinspirasi dari bangunan kuil Hindu di India.

Gereja ini bebas untuk dikunjungi siapapun, namun karena memang masih difungsikan sebagai tempat ibadah, kita harus menjaga ketertiban di tempat ini. 

Kog burem sihhh..gpp biar ada foto ga bagusnya..masak bagus semua...

Sama seperti Pagoda di taman Lumbini yang cantik luar dalam, gereja ini pun memiliki kecantikan luar dalam. Puas foto di luar, saya masuk ke dalam ruang ibadah yang ada di lantai 2. Di pintu masuk gereja, ada seorang suster yang menjaga. Lalu saya bertanya apakah diijinkan untuk memotrer di dalam ruangan dan suster memperbolehkan. Tetapii ehh tetapi...

Ada satu kejadian yang bikin saya jadi ga enak sama suster. Jadi setelah asik memotret relief-relief yang ada dari pintu masuk, saya lalu berdoa sejenak. Selesai berdoa, karena saking terpesonanya oleh keunikan patung dan design yang ada di altar saya pun menuju ke bagian muka gereja. Ketika sedang memotret patung bunda Maria yang unik, saya pun mendengar nama saya dipanggil....ternyata ohh ternyata dilarang foto sampe ke depan. Wahhh saya jadi merasa tidak enak kepada suster, karena pas saya ijin saya pikir boleh untuk memotret  disemua bagian. Akhirnya saya memberanikan diri untuk minta maaf atas ketidaksopanan saya..syukurnya suster mengerti dan memaafkan saya. Hadehh jadi pelajaran banget buat saya untuk lebih berhati-hati lagi. 

Lanjut ke tempat selanjutnya saya gabung ya guys, karena memang kedua bangunana ini masih memiliki hubungan, yups ga lain ga bukan adalah..

ISTANA MAIMUN DAN MASJID RAYA MEDAN

Istana Maimun atau yang kadang disebut juga Istana Puri Hijau adalah peninggalan kerajaan Deli. Begitupula dengan Masjid Raya Medan. Maka tidak heran terdapat beberapa kemiripan di antara kedua bangunan ini. 

Memiliki gaya arsitektur campuran beberapa negara, tidak heran membuat Istana Maimun dan Masjid Raya Medan menjadi bangunan dan rumah ibadah yang wajib disambangi bila berkunjung ke kota Medan. Makannya jangan kaget, ketika berada di Istana Maimun ada begitu banyak pengunjung yang sedang asik berfoto-foto.

Dikawal dua kakak cepeh yang setia menemani



Terpaksa pajang foto ini....ga ada foto saya..hiksss

Selesai explore Istana Maimun dan Masjid Raya Medan, maka kami meluncur untuk membeli oleh-oleh di gerai bolu Meranti. As Usual ya guys saya ga pernah boleh oleh-oleh...bisa pergi aja dah syukur... Ehh tapi saya beli ikat kepala kog..wkkwkwkkw.

Oke dehh sekian perjalanan bareng backpacker jakarta yang udah rasa keluarga karena sedikitnya personil yang ikut. Tapi jangan salah, justru personil yang dikit itu bikin lebih kenal satu sama lain. 

Overall, Wajib banget sihh buat jadiin Sumatra Utara sebagai destinasi wisata kalian, percayalah segalanya lebih indah kalo diliat pake mata kepala sendiri. Seriously, kelilingi Sumut berasa kayak keliling dunia loh...ada nuansa Swiss, New Zealand, Korea, India, Myanmar...kog bisa...makannya buktiin langsung. Trust me it real..

Happy Reading, Segerakan Travelling!


With Love,

MRS








You May Also Like

6 komentar

  1. ngeri amat pon.. tapi itu pemandangannya bagus beut... debit airnya byk ya...

    BalasHapus
  2. sambil menyelam minum air, ga cuma wisata tapi juga sekalian belajar tentang leluhur ya say. Ehh ada acara coba2 jadi orang batak sejenak. Lah emang lu orang apaan? ahhahaha

    www.ursula-meta.com

    BalasHapus