Mengenal Purbalingga Melalui Wisatanya

by - 16.52

Hai Guys,
What's Up!



Sesuai dengan tema Purbalingga Blogger United (Babon) kali ini aku mau bahas tentang Purbalingga. Lebih spesifiknya tentang wisata di Purbalingga yang belum lama ini aku kunjungi bersama kakakku, Kak Ani. Jadi kami eksplor 3 tempat wisata di desa Rembang. Sebenarnya adalah kali kedua kami ke sini. Jadi semacam rindu yang terbayar.

Pagi itu sehabis ibadah minggu, aku dan kak Ani bersiap mau pergi, melihat cuaca yang mendung jadi enggan sih tapi daripada di rumah mulu. Akhirnya kami nekatin aja pergi, yang penting bawa jas hujan.

Sekitar pukul 10 pagi kamipun berangkat. Kak Ani yang bawa motor karena dia lebih paham arah dan jalan. Sekitar satu setengah jam berlalu kamipun tiba di destinasi pertama yaitu,

1. MUSEUM JENDERAL SUDIRMAN

Museum yang dulunya adalah rumah masa kecil Jenderal Sudirman ini berada di desa. Untuk masuk ke dalam pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar 5 ribu rupiah. Rumah yang terbilang kecil ini memiliki latar depan rumah yang luasnya sama dengan ruangan utamanya.


Ruangan utama hanya terdiri dari 2 kamar kecil dan ruang tamu yang dipenuhi lemari kaca berisi replika gambaran waktu hidup jenderal Sudirman. Sangat sederhana tidak ada yang mewah memang, namun justru menggugah. Ya tampak kesederhanaan hidup jenderal Sudirman.



Waktu sedang melihat-lihat ada satu rombongan keluarga yang baru datang, rumah langsung terasa sesak. Tapi hal ini tidak mengurangi semangat si ibu untuk mengisahkan tentang kehebatan jenderal Sudirman kepada anak-anaknya. Si ibu menjelaskan layaknya guide yang sedang bertugas. Keren sihh si ibu.
Selain keluarga ada juga rombongan anak muda yang baru datang. Memang museum ini bisa dikunjungi oleh semua kalangan.

Walaupun rumahnya sangat 'mini' halamannya ternyata sangat luas. Mungkin ini ciri khas rumah jaman dulu ya, rumahnya kecil tapi halaman luas. Selain museum ini di sekitarnya juga terdapat mushola dan aula pertemuan. Selain itu ada patung besar jenderal Sudirman dan relief kisah hidup jenderal Sudirman yang terukir di bagian depan museum. Harus banget sihh diabadikan dengan kamera. Hehehehe.

Selanjutnya kamipun menuju destinasi kedua, setelah perjalanan sekitar 30 menit dan hampir jatuh, udah jatuh sih tepatnya, hahaha. Untungnya ditolong warga setempat. Jadi jalanan ke destinasi selanjutnya itu bebatuan dan nanjak sedangkan motor kami cukup butut jadi deh jatuh. Hehehe

Syukurnya kami tiba dengan selamat, dan memulai pendakian kami menuju,

2. PUNCAK SIBARAT


Puncak Sibarat masih berada di desa Panusupan, setelah membayar tiket sebesar 10rb untuk berdua kamipun memulai trekking. Untuk menuju ke puncak maka pengunjung harus trekking sekitar 30 menit. Kamipun begitu, berhubung jarang olahraga kami berdua langsung engap setiap melangkah 5 langkah. Hahahaha. Jadinya kami sangat lama, jalan lima langkah berhenti, istirahat dan begitu seterusnya. Entahh kenapa tapi rasanya puncak kog jauh banget. Huufftt....


Rutenya memang cukup bikin engap orang yang jarang olahraga. Soalnya jalannya naik terus jarang bonus landainya. Dengan sisa-sisa tenaga yang ada akhirnya kami sampai puncak. Ternyata eh ternyata puncaknya udah gak terawat lagi. Pantesan selama trekking kami hanya bertemu dengan dua orang pengunjung saja.


Jadi dulu pas pertama kali ke sini, ada beberapa spot yang masih bagus. Sekarang semua spot itu sudah rusak dan berkarat karena tak lagi dihiraukan. Hemmm agak kecewa sihh, cuma tetep happy karena view alamnya tetap indah. Dari atas kita bisa melihat desa yang ada di bawahnya. Lalu gugusan perbukitan hijau indah dengan langit cerah sebagai atap.

Berhubung gak ada tempat berteduh akhirnya kami memutuskan untuk turun, soalnya panas guys. Perjalanan pulang lebih cepat, ya tinggal turun doang. Tapi tetep bikin kaki pegel sihh nahan tubuh biar gak jatuh. Well cukup sekali olahraga hari ini.

Tiba dibawah kami kembali membayar tiket masuk 10rb untuk dua orang. Tujuan kami selanjutnya adalah...

3. CURUG PANYATAN


Biasanya untuk menuju sebuah curug kita perlu trekking lama dan jauh, tapi untuk bisa tiba di curug Panyatan ini kita cukup berjalan kaki sekitar 5 menit saja. Jalurnya pun sudah kayak jalanan di desa. Karena memang curug ini berada tidak jauh dari pemukiman warga.

Dari kejauhan sudah terdengar deruh air terjun, wahh yang awalnya masih capek abis trekking langsung semakin deh. Begitu tiba, woww capek seketika hilang (lebay mode on). Hahaha. Enggak sihh beneran sesuka itu dengan ambiance curug Panyatan. Makanya mau balik lagi ke sini.. Hehehe.


Berhubung masih musim hujan, debit airnya cukup deras. Walaupun begitu airnya tetap jernih. Melepaskan penat kamipun mulai beraksi dengan hape. Hahaha.

Tak lama ada 3 anak yang datang dan mereka langsung mandi. Wahh pengen rasanya mandi tapi gak bawa baju ganti. Jadi kami berdua hanya sekedar mencelupkan kaki saja.

Tidak terasa waktu sudah mulai sore dan langit terlihat mendung. Kami yang sudah kembali segarpun kembali ke tempat parkir dan pulang.

Rasanya senang kembali bisa kembali ke 3 tempat ini. Museum Jenderal Sudirman, yang bagi saya adalah salah satu pahlawan besar dan inspiratif yang namanya banyak diabadikan menjadi nama jalan dan patungnya pun berdiri megah di kawasan elit Jakarta.

Puncak Sibarat, salah satu perwakilan yang menunjukkan bahwa Purbalingga adalah kota yang dikelilingi dengan banyak bukit indahnya. Lalu curug Panyatan, curug yang menjadi salah satu perwakilan dari banyaknya curug indah di Purbalingga.

Ada rasa bangga ketika menyebut bahwa kini tempat ini adalah Kabupaten yang tertera di KTP saya selama 1 tahun ini. Ya semoga Purbalingga tetap menjaga keasrian alamnya.

Salam Lestari,
MRS



You May Also Like

0 komentar