Harapanku Sederhana Saja

by - 07.34

Hai Guys,

Anyyonghaseyo...

Tidak terasa sudah memasuki hari ke-22 tantangan 30 Hari Menulis Cerita bersama KUBBU. Temanya kali ini tentang "Harapan". Cukup sudah dua hari absen menulis. Makin ditunda akan makin malas diri ini. Beberapa hari ini aku tumben agak sibuk, jadi tidak fokus menulis karena memikirkan pekerjaan lain.

Entah kenapa bulan Oktober ini aku mendadak produktif. Yang biasanya bingung mau melakukan apa, tapi di bulan ke-10 ini aku justru merasa kekurangan waktu. Capek? Sudah pasti  tapi aku bahagia menjalaninya.

Ngomong-ngomong tentang kesibukan. Aku tengah belajar menjadi guru online bahasa korea. Bukan sekadar mau promosi, tapi hal ini berhubungan dengan impian yang miliki. Dimana impian ini menjadi salah satu harapanku yang ingin aku capai dalam hidupku. Yaitu aku ingin jago berbahasa korea. Sesimpel itu. 

Jadi dengan mengajar orang kain aku berupaya memakai bahasa yang sudah kupelajari. Harapanku, nantinya aku bisa tinggal di korea selama beberapa saat untuk memperlancar speakingku. Tapi hal ini tidaklah mudah kucapai karena biaya yang diperlukan cukup besar.

Entah kenapa obsesi aku bisa pergi ke Korea dan bisa tinggal di sana cukup besar. Bahkan keinginan pergi ke Korea ini yang dulu membuatku seperti salah langkah. Sampai berbohong kepada bapakku.

Jadi ceritanya awal tahun 2017 aku mendapat kabar aku diterima jadi dosen di kampus yang aku lamar. Tapi di saat bersamaan aku menerima kabar lain yang membuka peluang aku bisa pergi ke Korea. Tanpa pikir panjang aku menolak menjadi dosen dan memilih menggapai harapanku untuk bisa tinggal di Korea.

Sampai aku berbohong sama bapak. Ketika ditanya apakah aku diterima menjadi dosen atau tidak. Dan aku jawab tidak diterima. Bapak terlihat sangat sedih. Karena keinginannya melihat aku menjadi dosen. Waktu itu aku sedih juga saat melihat raut wajah bapak. Tapi langsung aku tangkis dengan pikiran bahwa pilihanku pasti akan membawa hal yang lebih baik.

Meski pada kenyataannya semua enggak berjalan lancar. Anganku yang ingin memberitahu bapak ketika impianku sudah terwujud nyatanya percuma ditutup dengan kepergian bapak. Ya belum sempat impian itu terwujud, bapak sudah harus pergi untuk selama-lamanya.

Karena kebohongan ini aku menyesal sekali. Aku menyesal kenapa aku harus berbohong. Bahkan bapak pergi tanpa tahu apa-apa. Satu bulan kepergian bapak hatiku hancur. Memikirkan kebodohan yang aku lakukan. Ya Tuhan ingat kejadian ini aku jadi mewek.

Namun hidup harus berjalan. Aku percaya meskipun bapak enggak tahu kenyataannya bapak akan tetap bangga padaku. Aku kembali menata hidup, awalnya enggak mau berhubungan dengan impianku ke Korea, tapi di lain sisi aku berpikir, aku sudah memulainya. Maka aku harus mengakhirinya dengan baik.

Jadi harapan aku bisa merasakan hidup di Korea tetap aku perjuangkan. Ya meski enggak senekad dulu. Kadangpun aku lupa hal ini. Karena aku mau realistis. Oleh karena itu sebagai pengingat, aku membuat channel Youtube bahasa Korea. Terbaru aku buka kelas bahasa Korea online. 

Ya aku berharap aku bisa memenuhi harapanku ini. Jadi aku bisa membayar lunas hutang janjiku kepada bapak. Amin.

사랑해 아빠요,

너의딸




You May Also Like

1 komentar

  1. Amin..
    Semoga cita2nya stay di Korea bisa segera diwujudkan..

    Berdoa minta yg terbaik..

    BalasHapus