Life for Kindness

by - 00.09

Hai Guys,

Apa Kabar?

Memasuki hari ke-24 tantangan 30 Hari Menulis Cerita bersama KUBBU kali ini temanya bebas. Boleh apa saja. Jadi aku mau menulis tentang tiga kebaikan yang aku terima, baik yang sudah lama atau yang baru-baru ini aku rasakan. Buat sebagai pengingat kalau perbuatan baik itu tidak mengenal batasan.

Tentu selain kisah ini, ada banyak pengalaman lain tentang kebaikan yang aku terima dari orang lain. Cuma hal ini sangat membekas karena posisinya aku sudah enggak tahu harus bagaimana lagi. Tanpa aku sadari semuanya berhubungan dengan kendaraan.

Kisah pertama, jadi waktu itu aku solo riding di Bromo dengan motor matic. Awalnya sewaktu aku tiba dan berjalan memasuki kawasan Bromo, semuanya berjalan mulus.  Bahkan sempat mengabadikan banyak foto. Tanpa aku sadari ternyata semakin siang maka debu yang menutupi permukaan tanah akan semakin tebal. Jadi deh aku terjebak beberapa kali di timbunan pasir. Semakin jauh ternyata semakin berat. Sampai sudah tidak bisa bergerak sama sekali. Sudah tidak tahu harus bagaimana, orang yang lewat pun sedikit. Berdoa dan pasrah, hanya itu yang bisa aku lakukan.

Sampai akhirnya ada dua orang pemuda naik motor matic juga. Mereka pun kesusahan untuk menjalankan motornya. Namun, ditengah kesulitan mereka, mereka masih mau membantu aku mengeluarkan motor dari timbunan pasir tebal. Akhirnya aku bisa melanjutkan perjalanan dengan perjuangan berat. Tapi paling enggak aku sudah selamat.

Untuk dua pemuda yang membantu aku, aku cuma bisa bilang terimakasih pada saat itu. Karena kami tidak berjumpa lagi karena sibuk dengan "perjuangan" masing-masing. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku, kalau mereka cuek seperti yang lainnya dan terus berjalan tanpa membantu aku. Aku berdoa semoga mereka selalu diikuti kebaikan di setiap harinya dalam hidup mereka.

Kisah kedua, kali ini berhubungan dengan mobil. Jadi belum lama sesudah aku belajar nyetir, aku mencoba menyetir sendirian. Harusnya memang ada yang mendampingi. Tapi aku tidak punya teman yang bisa menyetir. Sedangkan masa kursus sudah habis.

Lalu ketika di lampu merah yang agak nanjak mobil aku mati. Jadi aku selalu terlambat menginjak gas atau kopling keburu dilepas. Jadi mobilnya bolak balik mati terus. Wah panik dong, akhirnya ada bapak-bapak yang mendekatiku. Untungnya dia tidak marah dan menawarkan bantuan. Akhirnya mobil aku dipinggirkan ke tempat yang lebih aman. 

Aku bersyukur bapak itu mau membantuku, dia bahkan sampai rela memberi waktunya untuk menolongku. Bayangkan saja, kalau dia bukannya menolong tapi justru marah-marah. Wah enggak ngerti deh gimana nasibku. Ya walau aku sadar aku juga salah. 

Kisah ketiga, kali ini bersama motor manual aka motor gigi. Jadi beberapa waktu yang lalu aku pernah ganti ban dalam. Tanpa aku sadari, jadi baut penutup rodanya itu sudah enggak ada pas aku naiki. Awalnya aku pikir apa banku kempes, tapi kan baru di ganti. Jadi aku tetap bawa motor seperti biasa. 

Makin dibawa makin aneh sampai akhirnya motorku oleng, syukurnya aku masih bisa banting stir ke arah pinggiran sehingga aku hanya menabrak bagian pinggir tanah yang lunak.

Aku bingung, aku cek aku pikir karena rantai motornya kendor. Pas aku mau coba bawa kembali ke jalan raya, motor terasa sangat berat. Enggak bisa jalan. Akhirnya aku hanya mengharapkan ada orang yang mau berhenti melihat keadaanku.

Beberapa waktu berlalu, belum ada yang membantu. Aku sambil berusaha mengangkat motor, tapi sangat berat. Akhirnya ada bapak ojek yang perawakannya sudah nampak tua, mungkin 60 tahun. Wah agak enggak enak aku. Si bapak dengan ramah bertanya ada apa dengan motorku dan aku jawab setahuku. 

Setelah di cek si bapak, ternyata baut penutup ban motornya yang hilang sehingga ban motor keluar dari As-nya ( kalau enggak salah tangkap ya). Setelah diperbaiki sebentar oleh si bapak, akhirnya motorku bisa kembali berjalan. Meski aku harus mendorong menuju bengkel terdekat.

Ketika mendorong motor, ada satu tanjakan kecil yang harus aku lewati. Dari kejauhan aku langsung lemas. Ya ampun jalan datar saja aku sudah engap apalagi tanjakan. Semakin mendekati tanjakan  tidak disangka ada bapak pemilik warung yang membantu mendorong motorku. Awalnya aku tolak, karena aku tidak mau merepotkan orang lain, tapi sebapak justru menjawab " Sudah enggak apa-apa, kasihan ini tanjakan..." Wow awalnya aku yang sudah badmood kembali bersemangat.

Aku bersyukur selalu dipertemukan dengan orang-orang baik ketika sedang menghadapi masalah dan kesulitan lainnya.  Hal inipun yang mendorong aku untuk terus rajin berbuat kebaikan. Paling enggak aku bisa membalas kebaikan yang aku terima dengan memberi kebaikan kepada orang lain. Meski mungkin untuk hal yang sepele.

Jadi ingat dulu sempat booming istilah "forward it " jadi ketika kamu menerima kebaikan, usahakan kamu membalasnya dengan kebaikan kepada yang lain. Jadi kebaikan itu tidak berhenti di kamu tapi justru semakin berkembang.

Jadi kebaikan apa yang sudah kamu terima dan berikan hari ini?

Have a bless weekend!

MRS

You May Also Like

4 komentar

  1. Indahnya berbagi kebaikan ya kak. Kalau saat itu kakak yang menerima hal tsb. Mungkin karena di waktu-waktu sebelumnya, kakak sering berbuat kebaikan dengan tulus. GBU kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya karena sering dpt kebaikan bahkan dr orang yg gak aku kenal teh...makanya belajar berbuat baik kepada orang yang membutuhkan...

      Hapus
  2. Ah, betapa banyak orang baik di sekeliling kita tanpa disadari. Semoga kita bisa meneruskan kebaikan² mereka pada orang lain di sekitar kita..

    BalasHapus