Jadilah Wanita Mandiri

by - 03.53

Hai semua,

Apa Kabar?


Memasuki hari ke-25 tantangan 30 Hari Menulis Cerita bersama KUBBU. Seperti biasanya temanya bikin aku berpikir cukup lama. Akhirnya aku mengingat ada satu kisah yang memang aku ingin tulis, cuma terhalang enggan. Kali ini aku memberanikan diri untuk menulisnya. Bukan tentang aku, tapi salah satu orang yang aku kenal. Sebut saja dia cantik.

Seperti namanya, wanita ini memiliki paras yang cantik. Tinggi semampai dan tubuh yang didambakan banyak wanita. Padahal usianya hampir menginjak kepala empat, tapi wajahnya masih terlihat seperti 30 tahun. 

Saat ini dia tinggal bersama suaminya yang ke-tiga. Dua suami sebelumnya menceraikan dia karena satu dan lain hal. Suaminya yang sekarangpun memiliki tampang dan rupa yang lumayan. Namun, layaknya seorang lelaki yang menjadi tulang punggung keluarga, justru si cantik yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Syukurnya sang suami masih mau membantu pekerjaan rumah sehari-hari di kala istrinya bekerja. 

Mereka saling menerima satu sama lain kekurangan dan kelebihan masing-masing. Hubungan mereka bertahan cukup lama meski belum dikarunia anak walau sudah cukup lama menikah. Semua terlihat baik-baik saja.

Lalu perlahan-lahan semua berubah sejak kejadian tabrak lari. Jadi subuh itu mereka hendak ke pasar. Mungkin karena masih gelap mereka menabrak seorang wanita paruh baya yang sedang berada di pinggir jalan. Harusnya mereka berhenti dan membantu si nenek. Tapi mereka justru kabur ketakutan. Semuanya tertutupi sampai ada saksi mata yang melihat.

Singkat cerita, suaminya harus mendekam di penjara untuk beberapa bulan. Serta harus membayar ganti rugi yang tidak sedikit. Belum lagi biaya ini itu. Si cantik tetap setia mendampingi suaminya.

Namun entah bagaimana tersiar kabar angin yang mengatakan bahwa si suami sempat dikunjungi wanita lain, yaitu selingkuhannya. Kabar ini menyebar di seluruh desa. Tapi entahlah si cantik seperti tak mendengarnya. Si cantik tetap rajin mengunjugi si suami dengan membawakan masakannya yang enak.

Akhirnya si suami bebas. Mereka menjalani kehidupan seperti biasa. Tapi lagi-lagi ada kabar buruk. Si suami didapati sedang kumpul kebo dengan wanita di desa lain. Beruntung bagi si suami tidak sampai diarak. Dia hanya dilarang untuk  memasuki desa tersebut. Lagi-lagi si cantik seperti tuli. Mempunyai telinga tapi tak mendengar.

Seolah belum puas dengan tingkahnya, si suami kembali berulah. Kali ini dia berusaha melakukan pelecehan terhadap anak remaja yang adalah keponakannya sendiri. 

Kali ini si cantik bisa mendengarnya. Namun bukannya membujuk suaminya mengakui kesalahannya dan menerima hukuman yang harusnya ditanggung. Dengan tidak tahu malu si cantik justru memohon maaf dan meminta pengampunan dari pihak keluarga korban. Sayangnya, karena kasihan dan memikirkan rasa persaudaraan, sang ibu korban setuju selama si suami tidak lagi mendekati keluarga mereka.

Banyak nasihat yang diberikan kepada si cantik. Dari nasihat biasa sampai nasihat untuk meninggalkan suaminya sebagai bentuk upaya si suami bisa berubah. Sayang, si cantik tetap kekeuh membela suaminya.

Alasannya adalah dia takut dan malu untuk kali ketiga menjadi janda. Dia terlalu takut dicap sebagai wanita tidak beres. Wanita gagal. Janda sial.  Sedangkan suami yang tahu hal ini, menjadi besar kepala karena yakin si cantik tak akan meninggalkannya meski dia telah melakukan banyak hal buruk.

Hai wanita dengar! Mari hargai dirimu sendiri. Tidak perlu pengakuan orang. Mari jadi wanita mandiri. Sendiri tak apa asal bahagia. Daripada berdua tapi tidak bisa tertawa. 

Hai lelaki camkan! hargai wanita yang tulus mencintaimu. Kodratmu sebagai imam itu untuk melindungi bukannya menyakiti.


-MRS-

You May Also Like

1 komentar

  1. Bener banget kak. Setidak sempurna apapun kita. Kita tetep mesti hargai diri kita. Termasuk masa lalu kita. Jangan tunggu orang lain hargai kita

    BalasHapus