Mom Versus Me!

by - 22.33

What's Up!

How's your life?

Hari ke-18, tema bebas diberikan oleh KUBBU kepada para peserta tantangan 30 Hari Menulis Cerita bersama KUBBU. Biasanya bingung mau bercerita apa ketika diberikan sebuah tema. Ternyata diberi kebebasan dalam menentukan temanya sendiri menjadi sebuah kebingungan yang jauh lebih bingung. Awalnya aku mau bahas tentang kebebasan itu apa. Tapi mentok sampe dua paragraf tanpa kepastian. Batal deh. Lalu aku kepikiran mau cerita tentang hubungan aku dan emak. Oke ini bukan cerita indah. Tapi menulisnya akan menjadi sebuah kenangan tertulis.

Kenalin emak, atau mak'e begitu aku biasa memanggilnya. Lebih parah kalau lagi bercanda aku panggil dengan sebutan" Ndill" singkatan dari brindil, ya dari emak lah aku mendapat DNA rambut keritingku. Jangan salah panggilan ini tidak mudah dilontarkan, perlu pertengkaran dan jam terbang tinggi untuk melakukannya.

Rasanya Mom Versus Me menjadi judul yang tepat akan hubungan kami berdua. Lagi lagi layaknya Tom and Jerry kamu tidak pernah aku. Entah kenapa aku enggak paham. Mungkin karena kami sudah lama berpisah. Atau aku yang merasa emak "pilih kasih" terhadap kami anak-anaknya. Tapi ini beneran yang aku rasakan. Jadi aku enggak pernah merasa emak tulus menyayangiku. Apalagi dibanding anak-anak lain aku yang paling gembel. Wkwkwk

Waktu kecil sebenarnya aku enggak terlalu merasakan hal ini. Namanya juga anak-anak asal makan enak sudah merasa bahagia. Ya pikiranku sesederhana itu. Beranjak besar dan mulai hidup terpisah dengan emak karena urusan kerja membuat aku yang cuek ini menjadi "berjarak" dengan emak ataupun bapak. Ya meski aku pilih kasih juga, aku lebih sayang bapak daripada emak. Hahaha

Hingga akhirnya kepergian bapak 2017 membuatku memutuskan untuk tinggal menemani mamak. Mulailah hubungan yang tidak sehat ini dimulai. Semacam fase perkenalan kami satu sama lain. Beberapa kali aku ingin pergi mencari kerja keluar kota. Tapi setiap aku ingat kepergian bapak ditengah kesepiannya aku berusaha menghilangkan pemikiran itu. 

Dua tahun menjadi "Fase perkenalan" yang berat. Kami sering bertengkar untuk hal sepele. Kadang aku berpikir, " Kok bisa ya bapak bertahan dengan semua sikap mamak." Oiya buat informasi, aku punya sifat dan karakter yang mirip banget sama bapak, bahkan postur tubuh dan gaya berjalan kami mirip. Makanya enggak habis pikir bagaimana bapak bisa bertahan selama itu? Meski inipun hanya pikiran subyektif dari aku ya. Paling parah aku pernah diam-diam selama enam bulan padahal kami serumah. Hahaha. Enggak sekali dua kali tapi sering. Akhirnya aku "memilih mengalah". Biasanya aku yang memaksa mamak mengerti perasaanku, tapi kini aku yang coba masuk ke dalam pikirannya. Tentu ini bukanlah hal yang mudah. Rasanya lebih mudah memahami orang lain daripada keluarga sendiri.

Ya membangun hubungan memang membutuhkan usaha dua belah pihak. Meski sulit asal ada usaha dari keduanya maka hubungan itu lambat laun akan membentuk suatu ikatan. 

Awalnya hubungan kami yang bagaikan kucing dan tikus, sekarang perlahan mulai timbul perasaan takut akan kehilangan. Ya beberapa hari ini aku sering memikirkan usia mamak yang makin renta. Aku memikirkan keinginan mamak yang masih belum bisa aku penuhi. Aku berharap hubungan kami yang awalnya tertutupi rasa ketidaktahuan akan semakin berkembang menjadi hubungan yang lebih mengenal satu sama lain. Amin


Love You Mak,

-MRS-


You May Also Like

0 komentar