Hai Guys,
What's Up!
"The use of Traveling is to regulate imaginatiomiwith reality, and instead of thinking of how things mau be, see them as they are."- Samuel Johnson
Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman pertama aku liat kesenian kontemporer di ArtJog 2019. Dilaksanakan sejak tanggal 25 Juli- 25 Agustus 2019 di Jogja National Museum. Buka dari jam 10:00 hingga jam 21:00 WIB. Meski baru bisa datang pada hari penutupan, tapi aku bersyukur jadi datang ke tempat ini.
Sebenarnya aku agak bingung sih mau nulis apa, soalnya niatan awal yang sekadar pengen foto-foto dan ambil footage video eh justru jadi puyeng abis baca setiap penjelasan makna suatu karya. Iya, jadi berasa masuk sekolah dan dijejali banyak PR melalui semua karya tersebut.
Sekadar informasi ada begitu banyak karya yang dipajang dalam kesempatan ini karena itu aku juga bingung mulainya dari mana. Hahahaa. Jadi aku cuma bisa bahas sedikit yang berhasil aku foto aja, karena aku juga jadinya lebih banyak ambil video, abis itu lupa foto. Hehehe. Tapi benaran puyeng juga sih kalau harus dijelasin semua. (btw, sadar gak sih aku bolak balik nulis puyeng, ya mau gimana emang aku beneran puyeng)
Minggu pagi, selesai membayar tiket sebesar 50 ribu rupiah, maka kita akan bisa menikmati berbagai hasil karya seni para seniman nasional maupun internasional. Begitu memasuki ruangan, kita langsung disambut Taman Organik Oh Plastik yang mengkritisi estetika sebuah taman buatan manusia.
Di ruangan selanjutnya, terdapat instalasi karya Andrita Yunita Orbandi yang menyerupai pusaran angin puyuh dan dibuat dari ratusan ranting dan dahan kering. Melalui karyanya, Andrita, mengajak pengunjung untuk menyadari bahwa sebagai manusia, kita pasti memiliki berbagai macam cara untuk bertahan hidup dan mengarungi waktu. Sampai pada akhirnya, kita harus istirahat sejenak untuk merenung bahwa sesungguhnya berbagai tekanan dalam hidup disebabkan oleh pikiran dan tindakan kita sendiri.
Tidak hanya membahas tentang manusia dan beragam persoalan internalnya. Terdapat juga karya tentang berbagai masalah yang disebabkan oleh 'kerakusan' manusia yang menyebabkan bumi menjadi 'sakit'. Pengunjung diedukasi secara tidak langsung tentang 'kejahatannya' sebagai makhluk yang paling berkuasa namun belum bijak dalam mengelola apa yang alam sediakan.
Sampah, menjadi topik yang banyak diusung oleh para seniman. Misalnya, sampah di lautan yang mengganggu kehidupan makhluk yang hidup di dalamnya. Sebagaimana karya yang menggambarkan suasana lautan yang justru dipenuhi karang yang sudah mati.
Selanjutnya terdapat pameran yang menampilkan bagaimana mulai punahnya orang Utan akibat pembakaran hutan demi perkebunan sawit. Tidak hanya orang Utan, kuda dan hewan lain pun menjadi 'korban' hawa nafsu manusia. Seolah olah para hewan ini sudah tidak punya tempat lagi di bumi ini. Duhh benaran deh, aku yang awalnya mau happy happy aja sampai pusing mikirin "ternyata aku (manusia) sejahat itu ya".
Well, terlepas dari hal-hal 'berat' yang bisa aku pelajari. Ada banyak spot instagenic buat kalian para selebgram. Ya berburu foto cantik menjadi hal umum yang banyak dilakukan oleh banyak pengunjung. Termasuk aku juga sih, ya mau gimana lagi tema artjog kan berbeda tiap tahunnya, jadi penting banget sih mengabadikan karya spesial yang akan berbeda di tahun berikutnya.
Oiya, satu hal yang harus selalu diingat ketika berfoto, dilarang memegang instalasi yang ada di dalam secara sembrono. Kalaupun penasaran, boleh tanya dulu kepada petugas yang ada di sekitar untuk ijin memegang atau melihat dengan lebih dekat.
Setelah aku muterin semua instalasi dari lantai satu sampai lantai 3, aku pribadi lebih suka kalau ada kurator yang menjelaskan makna filosofis suatu karya yang dipajang. Ya memang ada penjelasan tertulis yang dipasang ditembok sih, tapi tetap aja lebih seru dengerin penjelasan dari kuratornya soalnya langsung nyambung. Hahaha.
For your information, Sebenarnya selama satu bulan pameran ini berlangsung ada hari tertentu yang menyediakan kurator yang akan menjelaskan secara jelas makna setiap karya, cuma itu adanya tiap hari selasa sore aja jadi susah juga ngatur waktunya. Tapi kayaknya seru tahun depan liat ArtJog 2020 dengan mendengarkan penjelasan langsung dari kuratornya.
Nah demikian yang bisa aku ceritain tentang pengalaman aku liat artjog 2019. Nah ada berapa hal yang aku dapat kelar liat artjog 2019, yaitu:
1. Belajar tentang seni. Apalagi untuk orang-orang yang kurang paham seni macam diriku.
2. Mengajar untuk bisa lebih kreatif. Jadi abis liat artjog, aku sampai kagum kog bisa ya kepikiran untuk bikin beginian pake barang yang mungkin enggak bernilai, tapi setelah dibentuk jadi karya yang bernilai tinggi. Benaran deh artjog ngasih tahu bahwa kreativitas itu gak punya batasan.
3. Mengajar aku (kita) untuk lebih peka akan sekeliling kita serta menyadari bahwa kita hidup itu bukan hanya terdiri dari kita, tapi ada makhluk lain yang harus dijaga juga kelestariannya.
Happy Reading Segerakan Traveling
With Love,
MRS
Tonton juga yuk di kanal youtube aku, tinggal klik button di bawah.
What's Up!
"The use of Traveling is to regulate imaginatiomiwith reality, and instead of thinking of how things mau be, see them as they are."- Samuel Johnson
Kali ini aku mau cerita tentang pengalaman pertama aku liat kesenian kontemporer di ArtJog 2019. Dilaksanakan sejak tanggal 25 Juli- 25 Agustus 2019 di Jogja National Museum. Buka dari jam 10:00 hingga jam 21:00 WIB. Meski baru bisa datang pada hari penutupan, tapi aku bersyukur jadi datang ke tempat ini.
Sebenarnya aku agak bingung sih mau nulis apa, soalnya niatan awal yang sekadar pengen foto-foto dan ambil footage video eh justru jadi puyeng abis baca setiap penjelasan makna suatu karya. Iya, jadi berasa masuk sekolah dan dijejali banyak PR melalui semua karya tersebut.
Sekadar informasi ada begitu banyak karya yang dipajang dalam kesempatan ini karena itu aku juga bingung mulainya dari mana. Hahahaa. Jadi aku cuma bisa bahas sedikit yang berhasil aku foto aja, karena aku juga jadinya lebih banyak ambil video, abis itu lupa foto. Hehehe. Tapi benaran puyeng juga sih kalau harus dijelasin semua. (btw, sadar gak sih aku bolak balik nulis puyeng, ya mau gimana emang aku beneran puyeng)
Minggu pagi, selesai membayar tiket sebesar 50 ribu rupiah, maka kita akan bisa menikmati berbagai hasil karya seni para seniman nasional maupun internasional. Begitu memasuki ruangan, kita langsung disambut Taman Organik Oh Plastik yang mengkritisi estetika sebuah taman buatan manusia.
Di ruangan selanjutnya, terdapat instalasi karya Andrita Yunita Orbandi yang menyerupai pusaran angin puyuh dan dibuat dari ratusan ranting dan dahan kering. Melalui karyanya, Andrita, mengajak pengunjung untuk menyadari bahwa sebagai manusia, kita pasti memiliki berbagai macam cara untuk bertahan hidup dan mengarungi waktu. Sampai pada akhirnya, kita harus istirahat sejenak untuk merenung bahwa sesungguhnya berbagai tekanan dalam hidup disebabkan oleh pikiran dan tindakan kita sendiri.
Tidak hanya membahas tentang manusia dan beragam persoalan internalnya. Terdapat juga karya tentang berbagai masalah yang disebabkan oleh 'kerakusan' manusia yang menyebabkan bumi menjadi 'sakit'. Pengunjung diedukasi secara tidak langsung tentang 'kejahatannya' sebagai makhluk yang paling berkuasa namun belum bijak dalam mengelola apa yang alam sediakan.
Sampah, menjadi topik yang banyak diusung oleh para seniman. Misalnya, sampah di lautan yang mengganggu kehidupan makhluk yang hidup di dalamnya. Sebagaimana karya yang menggambarkan suasana lautan yang justru dipenuhi karang yang sudah mati.
Selanjutnya terdapat pameran yang menampilkan bagaimana mulai punahnya orang Utan akibat pembakaran hutan demi perkebunan sawit. Tidak hanya orang Utan, kuda dan hewan lain pun menjadi 'korban' hawa nafsu manusia. Seolah olah para hewan ini sudah tidak punya tempat lagi di bumi ini. Duhh benaran deh, aku yang awalnya mau happy happy aja sampai pusing mikirin "ternyata aku (manusia) sejahat itu ya".
Well, terlepas dari hal-hal 'berat' yang bisa aku pelajari. Ada banyak spot instagenic buat kalian para selebgram. Ya berburu foto cantik menjadi hal umum yang banyak dilakukan oleh banyak pengunjung. Termasuk aku juga sih, ya mau gimana lagi tema artjog kan berbeda tiap tahunnya, jadi penting banget sih mengabadikan karya spesial yang akan berbeda di tahun berikutnya.
Oiya, satu hal yang harus selalu diingat ketika berfoto, dilarang memegang instalasi yang ada di dalam secara sembrono. Kalaupun penasaran, boleh tanya dulu kepada petugas yang ada di sekitar untuk ijin memegang atau melihat dengan lebih dekat.
Setelah aku muterin semua instalasi dari lantai satu sampai lantai 3, aku pribadi lebih suka kalau ada kurator yang menjelaskan makna filosofis suatu karya yang dipajang. Ya memang ada penjelasan tertulis yang dipasang ditembok sih, tapi tetap aja lebih seru dengerin penjelasan dari kuratornya soalnya langsung nyambung. Hahaha.
For your information, Sebenarnya selama satu bulan pameran ini berlangsung ada hari tertentu yang menyediakan kurator yang akan menjelaskan secara jelas makna setiap karya, cuma itu adanya tiap hari selasa sore aja jadi susah juga ngatur waktunya. Tapi kayaknya seru tahun depan liat ArtJog 2020 dengan mendengarkan penjelasan langsung dari kuratornya.
Nah demikian yang bisa aku ceritain tentang pengalaman aku liat artjog 2019. Nah ada berapa hal yang aku dapat kelar liat artjog 2019, yaitu:
1. Belajar tentang seni. Apalagi untuk orang-orang yang kurang paham seni macam diriku.
2. Mengajar untuk bisa lebih kreatif. Jadi abis liat artjog, aku sampai kagum kog bisa ya kepikiran untuk bikin beginian pake barang yang mungkin enggak bernilai, tapi setelah dibentuk jadi karya yang bernilai tinggi. Benaran deh artjog ngasih tahu bahwa kreativitas itu gak punya batasan.
3. Mengajar aku (kita) untuk lebih peka akan sekeliling kita serta menyadari bahwa kita hidup itu bukan hanya terdiri dari kita, tapi ada makhluk lain yang harus dijaga juga kelestariannya.
Happy Reading Segerakan Traveling
With Love,
MRS
Tonton juga yuk di kanal youtube aku, tinggal klik button di bawah.