Hai Guys,
What's Up!
Melanjutkan kisah tentang perjalanan saya ke Derawan. Memasuki hari ketiga, inilah hari yang sangat saya tunggu. Yups impian yang masuk dalam bucketlist saya tahun ini.
Berenang bareng Hiu Paus!
Pagi hari sekitar pukul enam subuh, kami sudah bersiap untuk pergi. Oiya, seharusnya kami pergi ke tempat bernama Talisayan, yang mana membutuhkan waktu sekitar 4 jam menaiki speedboat untuk sampai. Namun katanya, saat itu hiu paus (whale shark) justru sedang berada di perairan Derawan. Jadi beruntungnya kami gak perlu jauh-jauh untuk melihatnya.
Perjalanan pun dimulai, langit pagi itu tampak mendung. Agak was-was sih takut paus hiunya gak dateng. Tapi ya berdoa aja semoga beruntung bisa bertemu ikan terbesar di lautan ini.
Setelah menaiki speedboat sekitar 30 menit, tibalah kami di bagan. Bagan sebenarnya adalah salah satu teknik dalam mencari ikan. Bagan berbentuk seperti rumah kapal yang dibangun dengan kayu dan ditopang jerigen ditiap sudutnya yang membuat bagan ini bisa mengapung di lautan. Di sinilah biasanya para nelayan akan tinggal dalam waktu tertentu untuk mencari ikan.
Para hiu paus mudah ditemui di sekeliling karena biasanya para nelayan akan membuang tangkapan mereka yang berupa ikan-ikan kecil. Ikan-ikan kecil inilah yang menjadi santapan para hiu paus.
Tidak mau membuang waktu saya dan teman-teman lain bersiap memakai alat snorkling dan jaket pelampung. Sebenarnya saya agak deg-deg an sih, hahaha. Cuma rasa penasaran saya lebih besar.
Ketika teman yang lain masih bersiap saya pun sudah terlebih dahulu nyebur ke laut. Berenang ke arah bagan. Awalnya saya belum melihat kehadiran hiu paus, begitu lebih dekat, wow, antara kagum dan takut melihat ikan yang besarnya 2 kali lipat dari tubuh saya. Saking kagumnya saya sampai lupa napas! Begitu sadar, saya langsung mendongakkan kepala di permukaan air dan berkata kepada salah satu nelayan yang ada di Bagan "ya ampun, ikannya gede banget ya pak" dan disahuti dengan entengnya oleh si bapak "ini mah masih kecil mba, belum induknya, bisa sebesar perahu". Jlebbb saya langsung speechless.
Ternyata panjang hiu paus ini bisa mencapai sampai 10 meter dan berat hingga 20 ton. Wah pantesan saya merasa kecil banget. Padahal ini baru anakannya. Gimana induknya!
Kembali menyelam, saya pun memandangi hiu paus dengan terkagum-kagum. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Bersyukur banget bisa melihat ciptaan Tuhan ini dengan mata kepala langsung.
Awalnya hanya ada satu hiu paus di sekitar bagan, tidak lama kemudian datanglah hiu paus yang lebih besar. Wahh satu aja saya udah ngeri, eh ada dua. Wow. Terlebih ketika salah satu hiu paus berenang di bawah saya. Lagi-lagi saya tahan napas. Seolah-olah takut keberadaan saya diketahui.
Oiya, karena masih sedikitnya pengetahuan saya tentang tata cara renang bareng hiu paus pada saat itu terdapat banyak kesalahan yang jadinya membuat hiu paus merasa terganggu. Terlebih kemampuan renang saya yang belum mumpuni. Setelah saya browsing lebih jauh ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Paling penting adalah jangan menyentuh atau memegang hiu paus karena mereka adalah hewan yang sensitif. Usahakan tidak mengeluarkan suara atau gerakan yang mengagetkan si hiu paus. Lalu, meski hewan ini terbilang jinak, tetap jaga jarak aman dengan hiu paus ini. Selain itu perhatikan waktu interaksi, karena maksimal batas waktu interaksi adalah dua jam. Dengan menjaga hal-hal ini semoga keberadaan Hiu Paus di perairan Indonesia akan tetap terjaga.
Demikian keseruan pagi itu, kamipun melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Tempat dimana air asin dan tawar ternyata bersatu...
Happy Reading Segerakan Travelling!
With Love,
MRS
What's Up!
Melanjutkan kisah tentang perjalanan saya ke Derawan. Memasuki hari ketiga, inilah hari yang sangat saya tunggu. Yups impian yang masuk dalam bucketlist saya tahun ini.
Berenang bareng Hiu Paus!
Pagi hari sekitar pukul enam subuh, kami sudah bersiap untuk pergi. Oiya, seharusnya kami pergi ke tempat bernama Talisayan, yang mana membutuhkan waktu sekitar 4 jam menaiki speedboat untuk sampai. Namun katanya, saat itu hiu paus (whale shark) justru sedang berada di perairan Derawan. Jadi beruntungnya kami gak perlu jauh-jauh untuk melihatnya.
Perjalanan pun dimulai, langit pagi itu tampak mendung. Agak was-was sih takut paus hiunya gak dateng. Tapi ya berdoa aja semoga beruntung bisa bertemu ikan terbesar di lautan ini.
Setelah menaiki speedboat sekitar 30 menit, tibalah kami di bagan. Bagan sebenarnya adalah salah satu teknik dalam mencari ikan. Bagan berbentuk seperti rumah kapal yang dibangun dengan kayu dan ditopang jerigen ditiap sudutnya yang membuat bagan ini bisa mengapung di lautan. Di sinilah biasanya para nelayan akan tinggal dalam waktu tertentu untuk mencari ikan.
Tidak mau membuang waktu saya dan teman-teman lain bersiap memakai alat snorkling dan jaket pelampung. Sebenarnya saya agak deg-deg an sih, hahaha. Cuma rasa penasaran saya lebih besar.
Ketika teman yang lain masih bersiap saya pun sudah terlebih dahulu nyebur ke laut. Berenang ke arah bagan. Awalnya saya belum melihat kehadiran hiu paus, begitu lebih dekat, wow, antara kagum dan takut melihat ikan yang besarnya 2 kali lipat dari tubuh saya. Saking kagumnya saya sampai lupa napas! Begitu sadar, saya langsung mendongakkan kepala di permukaan air dan berkata kepada salah satu nelayan yang ada di Bagan "ya ampun, ikannya gede banget ya pak" dan disahuti dengan entengnya oleh si bapak "ini mah masih kecil mba, belum induknya, bisa sebesar perahu". Jlebbb saya langsung speechless.
Ternyata panjang hiu paus ini bisa mencapai sampai 10 meter dan berat hingga 20 ton. Wah pantesan saya merasa kecil banget. Padahal ini baru anakannya. Gimana induknya!
Kembali menyelam, saya pun memandangi hiu paus dengan terkagum-kagum. Sungguh pengalaman yang luar biasa. Bersyukur banget bisa melihat ciptaan Tuhan ini dengan mata kepala langsung.
Awalnya hanya ada satu hiu paus di sekitar bagan, tidak lama kemudian datanglah hiu paus yang lebih besar. Wahh satu aja saya udah ngeri, eh ada dua. Wow. Terlebih ketika salah satu hiu paus berenang di bawah saya. Lagi-lagi saya tahan napas. Seolah-olah takut keberadaan saya diketahui.
Oiya, karena masih sedikitnya pengetahuan saya tentang tata cara renang bareng hiu paus pada saat itu terdapat banyak kesalahan yang jadinya membuat hiu paus merasa terganggu. Terlebih kemampuan renang saya yang belum mumpuni. Setelah saya browsing lebih jauh ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Paling penting adalah jangan menyentuh atau memegang hiu paus karena mereka adalah hewan yang sensitif. Usahakan tidak mengeluarkan suara atau gerakan yang mengagetkan si hiu paus. Lalu, meski hewan ini terbilang jinak, tetap jaga jarak aman dengan hiu paus ini. Selain itu perhatikan waktu interaksi, karena maksimal batas waktu interaksi adalah dua jam. Dengan menjaga hal-hal ini semoga keberadaan Hiu Paus di perairan Indonesia akan tetap terjaga.
Demikian keseruan pagi itu, kamipun melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Tempat dimana air asin dan tawar ternyata bersatu...
Happy Reading Segerakan Travelling!
With Love,
MRS