Hai Guys,
Apa Kabar?
Kali ini aku mau cerita tentang perjalanan aku kembali naik pesawat setelah sekian lama hibernasi di rumah. Ya pernah jalan-jalan juga, tapi ini trip paling jauh pertama selama masa pandemi. Trip ini sebenarnya rencana tahun 2018 tapi batal karena sesuatu. Jadi senang sekali akhirnya bisa terwujud di tahun 2021. Yups, salah satu wishlist travel terbesar yaitu Raja Ampat.
Setelah tahu ada postingan dari Backpacker Jakarta tentang trip ke Raja Ampat, enggak lama langsung hubungin cepe dan booking slot. Untuk tiket pesawat harusnya bisa dapat harga yang murah banget 125K pulang pergi pake Air Asia Pass, eh malah tiket pulangnya di-reschedule jadi kudu beli harga normal deh. But it's okay, at least masih dapat harga murah pas berangkatnya.
Singkat cerita, aku harus berangkat naik bis dari terminal Bobotsari menuju stasiun Purwokerto menempuh perjalanan selama 5 jam. Sampai stasiun gambir lanjut naik bis damri menuju bandara Soetta. Lalu harus menunggu lagi sampai tengah malam untuk berangkat menuju Sorong. Woww perjalanan yang sangat panjang bukan. Tenang perjalanan ini belum usai. Hahaha
Pagi hari tiba di bandara Sorong pukul 07.00 WIT. Lalu menunggu jadwal kapal rute Sorong-Waisai yang akan berangkat pukul 14.00 WIT, setelah ngaret setengah jam akhirnya kapalpun berangkat. Setelah perjalanan sekitar 2,5 jam akhirnya kami tiba di pelabuhan Waisai. Dari sini rombongan kembali naik kapal kecil menuju Prajas Homestay, tempat kami menginap selama kurang lebih 3 jam perjalanan. Woww mungkin ini yang dinamakan tua di jalan ya. Hahaha
Tapi tenang sesampainya di Prajas Homestay sudah disediakan makanan enak untuk makan malam. Apalagi kalau bukan ikan. Selain itu ada juga Papeda makanan wajib yang harus kalian coba kalau berkunjung ke daerah timur. Selesai makan dan sesi perkenalan maka kami menuju kamar masing-masing. Ya istirahat yang cukup untuk menghadapi perjalanan esok yang berat. Berat kenapa? Karena destinasi pertama yang akan dikunjungi adalah puncak wayag 1 dan wayag 2 dimana untuk mencapainya kita kudu trekking.
Pagi pun tiba. Selesai sarapan rombongan pun bersiap untuk menuju wayag. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam (kalau gak salah ya...hahaha) kami tiba di pulau yang terkenal dengan sebutan shark point. Di pulau ini kita harus terlebih dahulu ijin untuk bisa masuk dengan aman menjelajah wayag 1 dan wayag 2.
Nah di sini lah drama dimulai. Jadi kalau mengikuti peraturan sekarang, harusnya tidak perlu pin Raja Ampat lagi, tapi pengawas di sini mewajibkan kami menunjukkan pin Raja Ampat yang mustahil untuk dikabulkan. Lah wong kantor pembuatan pin-nya aja udah gak melayani lagi. Setelah drama yang memakan durasi sekitar 1,5 jam akhirnya kami diijinkan masuk dengan membayar "uang pelicin". Ya mau gimana lagi daripada maksa masuk malah terjadi hal yang tidak diinginkan. Pendapat aku pribadi, harusnya masalah ini diselesaikan secepat mungkin, entah sosialisasinya atau apalah. Untuk wisata sekelas dunia ini sangat mengganggu sih.
Dari shark point kamu lanjut menuju lokasi wayag 1 berada, berjarak sekitar 15 menit. Tiba di wayag 1 kami disambut pasir putih lembut yang pasti seru banget untuk dinikmati. Tapi karena sudah kehilangan waktu karena masalah ijin kami bergegas trekking untuk mencapai puncak wayag 1. Awal perjalanan sih masih ketemu tanah, ehh makin naik berasa keg panjat tebing. Jadi jangan lupa sediain sarung tangan ya untuk melindungi tangan dan memudahkan pergerakan ketika memegang bebatuan atau tali untuk mengapai puncak. Seru sih cuma capek. Hahaha. Padahal aku 2 minggu sebelum pergi coba rutin olahraga tapi tetap aja berasa engap. Tapi tenang semua capek itu terbayarkan oleh view yang bisa terpampang pas sudah sampai puncak.
Hamparan laut biru dan hijau tosca ditemani pulau dari kejauhan menjadi view yang segera diabadikan dengan mata dan lensa kamera. Ada beberapa spot untuk foto-foto. Jadi rombongan enggak berkerumun di satu tempat. Catatan penting harus ekstra hati-hati ya ketika moving dari satu tempat ke tempat lain karena tempatnya cukup curam dan bersebelahan langsung dengan jurang khas tebing tebing di lautan.
Waktu berasa cepat, kami sudah harus turun untuk pindah ke lokasi selanjutnya. Ketika turun perjalanan terasa lebih berat. Asli nahan pake lutut itu menyiksa sekali. Berasa sudah renta. Hahaha. Sesampainya dibawah kami foto-foto sebentar dan naik kapal menuju wayag 2.
Tiba di wayag 2, kapal bersandar dipinggiran tebing. Yups, untuk wayag 2 tidak ada pantai putih yang menyambut. Kami langsung dihadapkan jalur trek yang memaksa kami naik ke atas kapal dan melompat untuk bisa mulai treking. Tenang aman kog yang penting percaya saja sama yang di atas.
Well, lagi-lagi perjalanan dimulai. Daki daki daki. Untuk jalurnya, aku pribadi merasa ini lebih berat. Jadi sudut elevasinya itu makin rata, eh apa sih istilahnya jadi beneran keg panjat tebing, cuma ini panjat tebing alami. Beneran lurus-lurus aja tuh tebingnya keg manjat tembok tapi dalam rupa bebatuan. Asli ngeri woii.
Untuk jarak lebih dekat ketimbang wayag 1, tapi karena rutenya lebih sulit jadi lebih berasa capek. Apalagi energi udah terkuras di wayag 1 kan. Beneran deh energinya udah gak ada. Jadi begitu sampai puncak mood aku untuk foto-foto udah gak ada. Capek banget asli! Jadi aku istirahat dulu, cari pepohonan teduh eh enggak ada dong. Kalau di wayag 1 masih ada pohon kalau di wayag 2 udah bablas.
Ketika energi sudah ada lagi akhirnya aku mulai hunting foto, tapi ya gak sesemangat pas di wayag 1, padahal view wayag 2 lebih oke loh. Tapi ya gimana kalau sudah capek jadi males gerak. Tumben loh aku begini. Mungkin karena udah lama gak jalan-jalan kali ya. Hahaha. Setelah mengabadikan foto dan video yang cukup untuk dipamerkan aku dan rombonganpun kembali kebawah. Lagi lagi lutut berasa mau copot. Ya Tuhan aku serenta itu ternyata. Lol
Selanjutnya kami kembali ke shark point, di sini kami makan siang lalu bermain bersama hiu-hiu jinak yang berenang dipinggiran pantai. Serius ini pengalaman ajaib sih, bisa bisanya berenang ama hiu. Aku juga enggak tahu kenapa hiu di sini bisa pada kumpul di pinggir laut. Apalagi ketika dilempar ikan segar, pada ngumpul deh itu hiu.
Enggak terasa waktu sudah sore, kamu harus segara bergegas untuk kembali. Ternyata sampai di Prajas Homestay rombongan masih pada pengen berenang lagi. Jadi deh berenang di bawah dermaga. Tapi sayang ikannya sedikit.
Untuk mempersiapkan fisik esok hari kami sudah disiapkan makanan spesial yaitu lobster! Wihh sungguh liburan ini terasa mewah sekali padahal ala backpacker.
Nah katanya esok hari baru kita akan mengunjungi spot snorkling setelah mendaki. Duh jadi enggak sabar lihat ikan-ikan warna warninya.
See you,
MRS